Senin, 13 April 2009

PENDIDIKAN YANG BERBASISKAN SURI TAULADAN

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Petikan ayat al-Quran surat Al-Ahzab ayat 21 di atas sangatlah pantas kalau kita pelajari dan pahami maknanya secara mendalam. Sebagai umat Islam kita pasti tahu bagaimana Rosullulah Muhammad saw. berjuang dalam menyebarkan agama Allah swt. dengan mermodalkan suri tauladan yang selalu dia tonjolkan dalam gerakan dakwahnya. Kita bisa melihat dan tidak meragukan lagi bagaimana hasil dari perjuangan Rosulullah saw. tersebut, kesuksesan yang didapatkannya sebagaian besar adalah bermodalkan suri tauladan yang dia perlihatkan kepada umatnya sebagai perwujudan atau aplikasi dari ajaran yang dia sampaikan. Sungguh proses penyampaian ilmu atau proses pendidikan yang dilakukan oleh Rosulullah saw. tersebut patut kita contoh dan pelajari, karena hal itu telah mendulang kesuksesan yang sangat besar dan berpengaruh dalam peradaban dunia.
Kalau kita telaah keberhasilan pendidikan di negara tercinta ini sungguh masih banyak sekali ketertinggalannya dibandingkan dengan negara lain. Kenapa hal ini terjadi? Keterpurukan pendidikan di negara tercinta ini, mungkin dia akibatkan oleh kurangnya berbagai factor pendukung yang di butuhkan dalam setiap pelaksanaan proses pendidikan, tetapi kalau kita hanya hanya menunggu ketersediaan semua kelengkapan pendidikan tersebut, kita tidak tahu kapan hal itu akan tercapai secara penuh, dan kalau tidak ada kreatifitas dari pelaksana pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan ini, boleh jadi pendidikan di negara tercinta kita ini akan semakin tertinggal dan akhirnya kita hanya bisa mengelus dada melihat keberhasilan yang dicapai oleh negara lain tanpa ada sesuatu yang bisa kita lakukan.
Bentuk kreatifitas yang patut di contoh oleh kita khususnya para guru sebagai salah satu pelaksana pendidikan yang secara langsung berhubungan dengan anak didik di sekolah adalah suatu cara yang dilakukan oleh Rosulullah saw. yaitu sifat suri tauladan yang di tonjolkan dalam proses penyampaian ilmu/mendidik. Sering kita (guru) berkata anak didik kita sulit dalam menerima pelajaran karena mereka belajarnya tidak sungguh-sungguh atau malas, padahal kalau kita telaah dan berintropeksi diri kita (guru) sebenarnya mungkin kita juga ikut-ikutan malas atau bahkan tidak ada semangat untuk mengajar dan mendidik anak-anak didik kita.
Salah satu bentuk usaha yang harus dilakukan oleh seorang guru agar anak didik mendapatkan kebermaknaan dalam belajar adalah dengan memberikan teladan yang baik bagi anak didik, sebab seorang anak didik akan merasa bahwa dia harus menghasilkan sesuatu dari sekolah karena mereka semangat dalam usaha mendapatkan ilmu dari hasil penglihatan yang dicontohkan oleh gurunya. Misalnya kalau seorang guru menyuruh kepada anak didiknya agar rajin membaca, maka seorang pendidik harus juga rajin membaca, jangan hanya rajin menyuruh anak didik saja. Atau salah satu contoh yang sangat ironis bagi seorang pendidik adalah ketika seorang pendidik menyuruh agar anak didiknya tidak merokok padahal dia sendiri seorang pecandu atau bahkan ketika ia melarang anak didiknya sambil dia asik menghisap rokok. Hal seperti ini akan menghilangkan kepercayaan seorang anak didik kepada pendidiknya, sehingga menyebabkan anak menjadi malas untuk menjalankan perintah atau saran (nasehat) yang dilontarkan oleh seorang pendidik. Kalau hal ini terjadi posisi seorang guru yang harusnya digugu dan ditiru oleh siswanya tidak akan lagi terjadi yang dalam jangka panjang tidak akan bisa mendukung untuk ketercapaian dari tujuan pendidikan secara umum maupun secara khusus.
Paparan diatas dengan memberikan salah satu contoh yang sangat sederhana mungkin harus kita jadikan item dalam penelitian dalam kegiatan pendidikan, sebab mungkin kenapa keberhasilan pendidikan di negara tercinta ini sangat jauh dari harapan penyebabnya adalah karena hilangnya fungsi guru yang seharusnya menjadi panutan tapi sebaliknya malah menjadi cemoohan siswa (dalam tanda kutif). Seorang pendidik (guru) tidak bisa menutup mata tentang hal ini sebab mereka sangat tahu persis kondisi yang ada di lapangan.
Dengan berbagai dalih sering terjadi seorang pendidik mengelak dan menolak ketidakberhasilan pendidikan berkaitan dengan peranan yang kurang optimal dari guru, alasan kekurangan kesejahtraan, ketidaktersediaan sarana dan prasaran yang mencukupi dan berbagai alasan lainnya seringkali terdengar dari mereka. Memang berbagai alasan yang dilontarkan sesuai dengan keadaan namun dengan keikhlasan dan kesadaran dan sambil terus berusaha yang ditunjang dengan kreatifitas dengan cara memanfaatkan kondisi, peralatan dan hal-hal lain yang ada di sekitar kita, mungkin kita bisa lebih banyak memberikan hal yang bermakna bagi anak didik kita secara khusus dan kepada negara tercinta secara umum, hal seperti inipun dicontohkan oleh nabi Muhamad saw dalam menjalankan misi dakwahnya dan hasilnya kita tahu sangat spektakuler dan akui oleh tokoh-tokoh besar dunia sehingga menempatkan nabi muhamad saw dalam posisi pertama sebagai orang yang paling terpopuler di dunia.
Salah satu penunjang keberhasilan dari pendidikan adalah karena hubungan antara pendidik dan peserta didik terjalin secara baik, tidak ada prasangka negative dari kedua belah pihak serta saling mendukung dalam menjalankan tugas masing-masing. Sebaiknya kondisi ini dilakukan oleh seorang pendidik yang memiliki peranan penting dan kekuasaan lebih banyak dalam proses belajar, sebab seorang peserta didik akan mengikuti sesuai dengan yang diinginkan oleh gurunya. Tapi apapun yang dilakukan siswa harus diusahakan atas dasar keinginan dan kesadaran dari dalam hati siswa itu sendiri, agar apapun yang dilakukannya menjadi bermakna dan menjadi suatu pelajaran yang sangat penting bagi siswa.
Penilaian sertifikasi kompetensi guru yang sudah dan sedang dijalankan saat ini seharusnya juga melampirkan penilaian anak didik kepada pendidiknya, sebab keberhasilan pendidikan ini sangat ditunjang oleh hubungan yang sangat baik antara kedua komponen tersebut. Jika anak didik memberikan penilaian yang baik terhadap seorang pendidik, maka itu menunjukan bahwa hubungan antar kedua terjalin dengan baik, dan ini akan memberikan imbas yang positif bagi ketercapaian tujuan pendidikan.
Semoga para pendidik yang ada di negara ini bisa menjadi suri tauladan yang baik bagi anak didiknya, agar apa yang dicita-citakan oleh semua pihak yang menyangkut pendidikan bisa tercapai dengan dengan baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan, agar negara kita ini lebih maju dan bermartabat.

Penulis : Agus Nana Nuryana, S.Pd.
Stap Pengajar Mata Pelajaran Matematika pada MTs Negeri Karangnunggal Tasikmalaya.

Tidak ada komentar: